Singkong tumbuh subur di daerah tropis karena kemampuannya bertahan dalam kondisi ekstrem.
Singkong adalah tumbuhan umbi-umbian yang punya nama lain ketela pohon atau ubi kayu, berasal dari Amerika Selatan. Saat ini, Nigeria, Thailand, dan Indonesia merupakan tiga produsen singkong terbesar di dunia.
Singkong tumbuh subur di daerah tropis karena kemampuannya bertahan dalam kondisi ekstrem. Bahkan, tanaman ini termasuk salah satu tanaman paling tahan kekeringan. Bagian tanaman yang paling sering dimakan adalah akarnya, bisa dimakan utuh, diparut, atau digiling menjadi tepung untuk digunakan dalam roti dan biskuit.
Ada beberapa manfaat memakan singkong,
Mengandung pati resisten
Singkong punya kandungan pati resisten—sejenis karbohidrat yang sulit dicerna di usus halus. Pati ini masuk ke usus besar, tempat bakteri baik memecah dan memfermentasikannya. Menurut Health, proses fermentasi tersebut menghasilkan short-chain fatty acids (SCFA) atau asam lemak rantai pendek, seperti butirat, asetat, dan propionat.
SCFA berfungsi sebagai bahan bakar bagi sel-sel yang melapisi usus besar, menjaga kekuatan dinding usus, mengatur peradangan, serta membantu produksi lendir.
Healthline menulis, beberapa penelitian menunjukkan, pati resisten dapat membantu meningkatkan metabolisme dan menurunkan risiko obesitas serta diabetes tipe 2. Sebab, pati resisten mampu menstabilkan kadar gula darah, meningkatkan rasa kenyang, dan menenkan nafsu makan.
Kaya kandungan nutrisi
Menurut Healthline, dalam setiap 100 gram singkong matang, terdapat sekita 191 kalori, yang 84% berasal dari karbohidrat, sedangkan sisanya dari protein dan lemak. Satu porsi singkong matang juga mengandung sedikit serat, serta sejumlah vitamin dan mineral penting.
Selain 191 kalori, dalam 100 gram singkong matang mengandung 1,5 gram protein, 3 gram lemak, 40 gram karbohidrat, 2 gram serat, 20% vitamin C, 7% tiamin (B1), 6% folat, 6% vitamin B6, 6% kalium, 5% magnesium, dan 5% niasin (B3).
Sumber vitamin C
Singkong merupakan sumber vitamin C yang cukup tinggi. Vitamin ini berperan penting sebagai antioksidan yang mendukung produksi kolagen dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin C bisa melindungi sel dari stres oksidatif, serta mendukung fungsi sistem imun. Asupan vitamin C yang cukup sudah terbukti menurunkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, lambung, pankreas, dan prostat.
Membantu mengurangi peradangan
Singkong mengandung folat, yakni vitamin B penting yang dibutuhkan untuk produksi, pertumbuhan, dan perkembangan sel darah merah. Folat juga membantu mengatur kadar asam amino bernama homosistein. Dalam jumlah normal, homosistein tidak berbahaya. Namun, kadar yang tinggi dapat memicu peradangan dan stres oksidatif. Dengan menjaga kadar folat tetap optimal, kadar homosistein pun bisa terkendali.
Menunjang kesehatan jantung
Kalium adalah mineral penting untuk mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung. Kekurangan kalium dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Satu piring singkong matang menyediakan sekitar 10% kebutuhan kalium harian.
Meningkatkan kesehatan usus
Satu piring singkong matang mengandung sekitar 3 gram serat, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan usus. Serat membantu memperlancar buang air besar, memberikan rasa kenyang lebih lama, dan menjaga fungsi usus secara keseluruhan.
Meski banyak manfaatnya, singkong juga punya sisi kelemahan. Menurut Healthline, proses pengolahan seperti mengupas, memotong, dan memasak dapat mengurangi kandungan vitamin, mineral, serat, dan pati resisten pada singkong. Meski begitu, proses ini tetap diperlukan untuk menghilangkan racun berbahaya.
Beberapa penelitian menunjukkan, merebus singkong mampu mempertahankan lebih banyak nutrisi dibandingkan memanggang atau menggoreng, kecuali vitamin C yang mudah rusak oleh panas dan larut dalam air.
Selain itu, produk olahan seperti tapioka dan garri memiliki nilai gizi yang lebih rendah.
Sebagai contoh, mutiara tapioka (seperti pada minuman bubble tea) tinggi kalori, tetapi hampir tidak mengandung serat maupun mikronutrien penting. Karena itu, disarankan untuk memilih singkong yang diolah minimal dan direbus agar nilai gizinya tetap terjaga.
Yang perlu diperhatikan pula, singkong mentah, dikonsumsi dalam jumlah besar, atau diolah secara tidak benar bisa berbahaya. Hal ini karena singkong mentah mengandung glikosida sianogenik, senyawa yang dapat melepaskan sianida ke dalam tubuh.
Konsumsi berulang atau dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan sianida, yang dikaitkan dengan gangguan tiroid dan saraf, kelumpuhan, kerusakan organ, bahkan kematian. Kekurangan protein dapat memperburuk efek ini, karena protein membantu tubuh menetralkan sianida.
Oleh karena itu, orang dengan asupan protein rendah lebih rentan terhadap efek berbahaya dari singkong mentah.
Untuk mengurangi risiko tersebut, singkong harus direndam dan dimasak hingga matang. Mengombinasikannya dengan makanan tinggi protein juga membantu menurunkan risiko efek negatif.
dikutip: dari Health dan Healthline.
0 Komentar