Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Kolaborasi antar Lembaga mendorong Pembangunan Bendungan Je nelata berjalan Transparan, Cepat dan Tepat sasaran.



Satgas Percepatan Pembangunan Bendungan Je nelata Kab.Gowa,Pemprov.Sulsel,Kejati Sulsel, Pemkab Gowa, BBWS-Pompengan Jeneberang.


Makassar,matacelebes - Dalam Rapat Koordinasi Lanjutan  Percepatan Investasi Provinsi Sulawesi selatan yang digelar di Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi selatan, Satuan tugas memastikan komitmen untuk mempercepat Progres pembangunan.    Rabu,08/10/2025

Pembangunan Bendungan Je nelata di Kabupaten Gowa merupakan  Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tengah dikebut pemerintah.
Bendungan raksasa ini digadang menjadi tulang punggung ketahanan pangan, sumber energi, dan pengendali banjir di wilayah Sulawesi Selatan.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan investasi besar untuk masa depan sektor pertanian dan air bersih Sulawesi Selatan.

“Hari ini kita menegaskan kembali komitmen bersama agar pembangunan Bendungan Jenelata bisa dipercepat dan manfaatnya segera dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Pembangunan Bendungan Je nelata

Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Agus Salim, yang turut memimpin rapat tersebut menjelaskan bahwa pembentukan Satgas Percepatan Investasi menjadi wadah koordinasi untuk mempercepat penyelesaian berbagai kendala lapangan, mulai dari administrasi, pembebasan lahan, hingga pelaksanaan fisik proyek.

“Sekitar Rp800 miliar dana proyek sudah beredar di wilayah Gowa. Ini artinya roda ekonomi lokal mulai bergerak seiring pembangunan Bendungan,” jelas Agus Salim.

Sejak groundbreaking pada 2023, progres Bendungan Jenelata menunjukkan peningkatan signifikan. Dari 0 persen pada 2023, naik menjadi 3 persen pada 2024, dan kini telah mencapai 17–20 persen di tahun 2025.

“Pembangunan Jenelata adalah bentuk nyata dukungan terhadap visi nasional di sektor pangan dan sumber daya air,” tambahnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Heriantono Waluyadi, menjelaskan, Bendungan Je nelata dirancang dengan luas lahan 1.722,28 hektare dan akan mengairi 23.340 hektar lahan irigasi, menyediakan air baku 6,05 meter kubik per detik, serta menghasilkan energi listrik dari PLTA berkapasitas 7 Mega Watt.

Selain itu, bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir di kawasan hilir Sungai Jeneberang, yang kerap terdampak luapan air saat musim penghujan.

“Bendungan Jenelata memiliki manfaat ganda. Selain untuk pertanian dan air baku, juga menjaga stabilitas pasokan energi dan mencegah bencana banjir di wilayah padat penduduk,” ungkap Heriantono.

Target pembangunan pada Tahun 2025 adalah mencapai progres fisik 20 persen. Jika tidak ada kendala berarti, proyek diproyeksikan rampung pada 2027 dan mulai beroperasi penuh pada 2028.

Dukungan juga datang dari Bupati Gowa, Husniah Talenrang, yang menegaskan bahwa keberhasilan proyek sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, penegak hukum, dan warga.

“Kami mengajak masyarakat untuk terus mendukung pembangunan Bendungan Jenelata, karena manfaatnya akan langsung dirasakan oleh petani dan seluruh warga Gowa,” himbaunya

Lebih dari sekadar proyek fisik, Bendungan Jenelata menjadi simbol kolaborasi antar lembaga dalam membangun Sulawesi Selatan.
Pemerintah provinsi, Kejati, BBWS, serta pemerintah kabupaten terus memastikan setiap tahap pembangunan berjalan transparan, cepat, dan tepat sasaran.(**)

Posting Komentar

0 Komentar