Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Kementerian ESDM akan Evaluasi Izin Air Tanah untuk Produsen Air Minum.



         Foto: Yuliot Tanjung

Nasional - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengevaluasi izin pengambilan air tanah terkait polemik sumber air produsen air minum dalam kemasan (AMDK). Perusahaan diketahui menggunakan air dari sumur bor, bukan mata air. 

 “Jadi nanti berdasarkan evaluasi, kalau perusahaan sudah memenuhi persyaratan, mereka bisa tetap melaksanakan kegiatan (pengambilan air),” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Jakarta, Jumat (25/10/2025). 


Yuliot menambahkan, bila evaluasi menunjukkan pelanggaran, seperti perizinan tidak lengkap atau masalah lapangan, ESDM akan meminta perbaikan. 

 “Tetapi kalau itu memang harus dihentikan, itu harus dihentikan. Sesuai dengan kondisi air tanah yang ada,” kata dia. 

Izin pengambilan air tanah diberikan setelah evaluasi teknis terhadap kondisi lingkungan. Bila ada pelanggaran atau ketidaksesuaian, pemerintah mengambil langkah tegas. 

Pemberian izin diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Izin Pengusahaan Air Tanah dan Persetujuan Air Tanah.

 “Jadi, untuk proses perizinannya sudah didetailkan di dalam permen dan implementasinya di Badan Geologi,” ujar Yuliot. 

Yuliot menyampaikan AQUA bukan satu-satunya perusahaan yang mengambil air tanah. 

Hingga 17 Oktober 2025, ESDM telah menerbitkan sekitar 4.700 izin pengusahaan air tanah di seluruh Indonesia, termasuk untuk perusahaan air minum. “Bukan satu perusahaan, itu 4.700-an yang sudah kami terbitkan perizinannya,” kata dia lagi. 

Sebelumnya, Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) siap memanggil manajemen dan Direktur Utama PT Tirta Investama selaku produsen AQUA terkait dugaan penggunaan air sumur bor. 

Isu muncul setelah inspeksi di salah satu pabrik menunjukkan penggunaan air tanah dari sumur bor, padahal iklan produk menekankan “Air pegunungan yang murni dan alami.” jelas Danone

 “AQUA menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan,” tulis Aqua. 

Air ini terlindungi secara alami dan aman dari kontaminasi. Proses pemilihan sumber air melibatkan 19 titik pegunungan di seluruh Indonesia, menggunakan evaluasi ilmiah selama minimal satu tahun dengan tim ahli geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran. 

Sebagian titik sumber bersifat self-flowing. Produksi AQUA dilakukan melalui sistem pengemasan otomatis, tanpa kontak manusia, dengan pipa stainless food-grade, mesin berteknologi tinggi, dan pengujian lebih dari 400 parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi. 

Semua memenuhi standar BPOM dan SNI. Danone menegaskan, pengambilan air tidak mengganggu penggunaan air masyarakat. “Air yang digunakan AQUA berasal dari lapisan dalam yang tidak bersinggungan dengan air permukaan yang digunakan masyarakat,” jelas Aqua.



Posting Komentar

0 Komentar