Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Akibat Kemarau panjang dan kondisi panas,debit air Sungai Lekopaccing menurun drastis.





        foto: Sungai Lekopaccing

Makassar,matacelebes - Bendungan Leko Paccing yang menjadi salah satu sumber utama pasokan air bersih untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) II milik Perumda Air Minum Kota Makassar, debit airnya drastis mengalami penurunan  dalam beberapa pekan terakhir.

Kondisi ini memicu penurunan kapasitas produksi hingga hampir separuh dari kondisi normal, terutama akibat kemarau panjang dan cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Sulawesi Selatan.

Plt Kepala Seksi IPA I dan IPA II, Nanna, menjelaskan saat ini aliran air baku dari Leko Paccing ke IPA II nyaris mencapai titik nol. Sumber pasokan yang tersisa hanya berasal dari Intake Moncongloe, dengan kapasitas sekitar 600–700 liter per detik, ditambah pasokan dari Intake Mallengkeri sebesar 250 liter per detik.

 Padahal, untuk beroperasi normal, IPA II membutuhkan total 1.000 liter per detik air baku.

“Air dari Leko Paccing sudah tidak sampai lagi ke IPA II. Yang kita andalkan sekarang hanya dari Intake Moncongloe dan Mallengkeri, tapi kapasitasnya jauh di bawah kebutuhan operasional harian,” ujar Nanna, Kamis (9/10/2025).

Penurunan debit ini berdampak pada penurunan kapasitas produksi air bersih di IPA II hingga sekitar 50 persen. Beberapa wilayah pelayanan yang bergantung pada suplai IPA II, yakni Wilayah I, Wilayah II, Wilayah III, dan sebagian Wilayah V, mengalami gangguan tekanan air dan penurunan distribusi.

Meski demikian, dampak ke pelanggan masih dalam tahap pemantauan karena distribusi dilakukan secara bergilir dan dioptimalkan melalui manuver jaringan.

Kondisi debit air baku yang menurun dipengaruhi oleh cuaca panas dan kering berkepanjangan. Bendungan Leko Paccing yang selama ini mengandalkan aliran sungai alami mengalami penyusutan volume air hingga level kritis. 

“Ini bukan hanya fenomena lokal, tetapi sudah menjadi dampak kemarau panjang yang melanda beberapa daerah,” ujarnya.

Meski begitu, kondisi air baku mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan per hari ini setelah wilayah hulu Leko Paccing diguyur hujan. Namun, tambahan debit tersebut belum cukup untuk menjamin ketersediaan dalam jangka panjang. 

“Hari ini debit air sudah mulai meningkat, meskipun belum sepenuhnya normal. Kami terus memantau secara intensif,” tambahnya.

Sementara itu, pasokan Air Baku dari IPA lainnya, seperti IPA 1, 3, 4, dan 5, masih beroperasi normal. Debit air dari Bendungan Bili-Bili juga dalam kondisi aman dan stabil.

Namun, keterbatasan jaringan distribusi membuat air dari Bili-Bili tidak dapat dialirkan langsung ke wilayah layanan IPA II.

“Jaringan kita saat ini belum terkoneksi antara IPA 5 ke wilayah pelayanan I dan II. Itulah yang menjadi kendala teknis utama dalam mengalihkan pasokan,” terang Nanna.

Kasie Humas Perumda Air Minum Kota Makassar, Hasan, menegaskan bahwa pihaknya mengambil sejumlah langkah antisipatif untuk menghadapi kondisi penurunan debit air baku tersebut.

Salah satunya dengan menyiagakan 15 unit mobil tangki yang beroperasi setiap hari untuk melayani seluruh wilayah Kota Makassar. Mobil tangki ini diturunkan ke titik-titik terdampak penurunan suplai, terutama wilayah yang paling sulit menerima aliran air pada saat debit turun(**)

Posting Komentar

0 Komentar