Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Hambat Deforestasi, Lindungi Hutan yang Tersisa.


Deforestasi menjadi penyebab utama erosi, yang pada akhirnya merusak lahan, menyumbat aliran air, meningkatkan risiko banjir, dan menurunkan produktivitas pertanian.


Pohon berperan penting dalam menyerap karbon dioksida yang kita keluarkan dan gas rumah kaca lain yang dihasilkan aktivitas manusia. Ketika gas-gas tersebut menumpuk di atmosfer, pemanasan global semakin cepat.

Menebang pohon melepaskan karbon dioksida sekaligus menghilangkan hutan sebagai penyerap karbon alami. Menurut World Resources Institute, jika deforestasi di wilayah tropis dianggap sebagai sebuah negara, tingkat emisinya akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat.

Dampak deforestasi juga dirasakan jauh di luar tempat pohon ditebang. Hutan hujan di Amerika Selatan, misalnya, memengaruhi siklus air regional dan bahkan global. Hutan Amazon juga sangat penting bagi pasokan air di berbagai kota di Brasil dan negara tetangga.

Satu studi menemukan bahwa deforestasi menyumbang 74% penurunan curah hujan dan 16,5% kenaikan suhu di Amazon Brasil dalam periode 35 tahun. Hilangnya air bersih dan keanekaragaman hayati dapat memicu berbagai dampak lain yang belum kita bayangkan, bahkan bisa memengaruhi secangkir kopi yang kita minum setiap pagi.

Bagaimana cara memperlambat deforestasi dan melindungi hutan yang tersisa?

Meski angkanya mengkhawatirkan, banyak konservasionis melihat alasan untuk tetap optimis. Sejumlah gerakan kini berupaya memerangi penambangan dan penebangan ilegal, melindungi ekosistem hutan yang masih ada, serta memulihkan tutupan pohon dengan reforestasi (penanaman kembali pohon) dan rewilding (memulihkan seluruh ekosistem).

Di Tanzania, warga Pulau Kokota telah menanam lebih dari dua juta pohon dalam sepuluh tahun untuk memperbaiki kerusakan masa lalu. Di Amerika Selatan, sekitar 360 organisasi bekerja sama menjaga dan memulihkan Hutan Atlantik yang membentang di Brasil, Paraguay, dan Argentina.

Sekelompok petani di barat laut Brasil menunjukkan bahwa pertanian dapat dilakukan tanpa merusak hutan dan keanekaragaman hayatinya. Perusahaan-perusahaan juga mulai bekerja sama mendanai proyek restorasi hutan melalui penjualan kredit karbon.

Menghentikan deforestasi sebelum mencapai titik kritis sangat penting untuk mencegah penyakit zoonosis. Pada 2014, misalnya, virus Ebola menewaskan lebih dari 11.000 orang di Afrika Barat setelah ditularkan oleh kelelawar buah kepada seorang anak yang bermain di dekat pohon tempat kelelawar tersebut bersarang.

Studi pada November 2022 menunjukkan bahwa ketika kelelawar kehilangan habitat yang sesuai, mereka akan bergerak lebih dekat ke permukiman manusia sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit.

Namun, ketika habitat asli mereka terjaga, kelelawar tetap menjauh dari manusia. Studi tersebut menegaskan bahwa kita dapat memprediksi dan mencegah penularan penyakit dengan memantau dan menjaga habitat satwa liar.

Nationalgeographic.

Posting Komentar

0 Komentar