JAKARTA - Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Isu Air, Retno Marsudi, mengajak komunitas global untuk meningkatkan investasi di sektor air, mengingat potensi keuntungan besar yang ditawarkannya.
Menurut Retno, setiap US$ 1 yang diinvestasikan dalam bidang air, dapat menghasilkan keuntungan lebih dari US$ 4,5.
Retno memaparkan betapa gentingnya krisis air global saat ini, Sebanyak 2,2 miliar orang atau setara dengan satu dari empat penduduk dunia, saat ini tidak memiliki akses terhadap layanan air minum yang dikelola dengan aman.
Selain itu, 3,5 miliar orang kekurangan sanitasi layak, 702 juta orang tinggal di negara dengan tingkat stres air tinggi, dan 3,2 miliar orang hidup di kawasan pertanian yang menghadapi kekurangan air yang sangat tinggi.
Ia juga mengingatkan bahwa hanya 0,5% dari total air di bumi yang merupakan air tawar yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Retno menyebut terdapat empat langkah utama untuk menjawab tantangan tersebut.
Langkah pertama adalah investasi besar untuk infrastruktur air, termasuk infrastruktur yang tangguh terhadap perubahan iklim.
“Infrastruktur tidak hanya berarti bangunan fisik, tetapi juga investasi dalam ekosistem seperti restorasi lahan basah, perlindungan daerah tangkapan air, konservasi tanah, dan lainnya,” kata Retno dalam forum Dialog Ketahanan Pangan yang digelar oleh Purnomo Yusgiantoro Forum (PYC) di Jakarta.
Ia menyoroti bahwa saat ini, 91% pendanaan air masih berasal dari anggaran publik, sementara negara berkembang rata-rata hanya mengalokasikan 0,5% dari PDB-nya untuk infrastruktur air.
Ia menilai anggapan bahwa sektor air adalah sektor berisiko tinggi dan berkeuntungan rendah, harus diubah.
“Padahal, menurut Bank Dunia, setiap US$ 1 investasi air dapat menghasilkan imbal hasil US$ 4,5 baik dalam pertumbuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, maupun ketahanan iklim,” kata Retno.
Langkah kedua adalah mendorong teknologi efisiensi air, termasuk pengembangan varietas tanaman hemat air, digitalisasi pengelolaan kuantitas dan kualitas air, serta pemanfaatan kembali air limbah.
Ketiga, diperlukan koordinasi lintas sektor melalui penyatuan data, harmonisasi kebijakan, dan koordinasi antarinstansi.
Terakhir, Retno menekankan bahwa transformasi sektor air, pangan, dan energi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan semua pihak harus terlibat dalam pendekatan inklusif demi memastikan keberlanjutan dan manfaat bagi masyarakat.
Investasi.id

0 Komentar