Menuju nikmatnya alam yang tenang
Makassar - Petualang sejati selalu punya alasan untuk melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk dunia, entah demi mencari udara segar, tempat healing baru, atau sekadar ingin merasa seperti penjelajah yang menemukan “hidden paradise”.
Dan hari ini, kita akan menapaki perjalanan seru menuju sebuah lokasi yang mungkin tak banyak masuk daftar mainstream wisatawan, tapi punya daya tarik yang bikin hati adem seperti es batu jatuh ke kolam.
Sebelum kita berlari terlalu jauh, mari tarik napas dulu, kita sedang berada di Indonesia, negeri nusantara yang bukan cuma cantik, tapi juga punya sejarah persatuan yang kuat.
Kerajaan-kerajaan, kesultanan, dan suku-suku dulu sepakat melebur, membentuk bangsa bernama Indonesia, sebuah tanah air yang berideologi Pancasila.
Nah, rasa guyub dan menyatu ini ternyata bukan cuma ada di sejarah, tapi juga terpancar dari alamnya termasuk dari tempat tujuan kita kali ini, Bendungan Kampili, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Perjalanan pun dimulai. Ban kendaraan bergesekan dengan aspal berdebu, langit biru mulai diselimuti awan mendung yang kalau dilihat sekilas seperti mau hujan tapi tidak, kadang awan hanya ingin terlihat dramatis saja.
Di sisi jalan, kabel-kabel listrik saling berpelukan seperti teman lama, sementara pipa-pipa air di bawah tanah bekerja keras demi memastikan kita tak kehausan.
Dari Kota Makassar, kita bergerak menuju Desa Kampili. Rutenya gampang, mulailah dari Jalan Sultan Alauddin, tancap lurus ke arah timur sampai memasuki kawasan Gowa.
Setiba di Jalan Sultan Hasanuddin, tetap lurus saja hingga melewati tiga lampu merah (jangan salah hitung ya!). Setelah itu, Jembatan Kembar Gowa akan menyambut.
Begitu melewatinya, fokuskan pandangan ke kiri, belokan pertama itulah pintu masuk menuju dunia ketenangan bernama Kampili.
Biar makin yakin dan tidak tiba-tiba nyasar ke kebun warga, aktifkan Google Maps dan ketik, “Bendungan Kampili Gowa.” Setelah belok kiri, jalan beton akan memandu Anda. Ikuti saja alurnya kalau ragu, bertanyalah; orang setempat sudah terkenal ramah
Hanya dalam waktu singkat, Desa Kampili sudah menyapa dengan udara segarnya, padang rumput yang luas, dan hamparan sawah yang seakan sengaja dibuat untuk memanjakan mata.
Namun yang paling dinanti tentu saja bendungan Kampili itu sendiri.
Sampai di Bendungan Kampili, siap-siap jatuh cinta. Suara gemericik air mengalir deras, jernih, dan segar, berpadu dengan bebatuan berlubang yang bentuknya mirip batu karst mini versi hemat tempat.
Pemandangannya? Aduh, tenang nian. Angin pedesaan menyapa lembut, mendung menggantung manis tanpa mengganggu, dan aliran airnya, cocok sekali dijadikan backsound meditasi atau konten reel yang estetik.
Suasananya bikin betah. Ada sensasi damai yang sulit dijelaskan, seperti tombol refresh di kepala tiba-tiba terpencet sendiri. Kalau kamu mencari tempat untuk rehat, berpikir jernih, atau sekadar rebahan sambil menatap aliran air, Bendungan Kampili adalah jawabannya.
Jadi, jangan sampai terjebak rutinitas tanpa jeda. ayo, lakukan jalan-jalan produktif yang benar-benar memberi efek baik di kepala dan hati.
#matacelebes#

0 Komentar