Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Menapak Jejak Jepang, Sungai dan Rawa Jadi Destinasi Berkelas



Makassar,matacelebes - Di Jepang Sungai dan rawa rawa dikelola dengan cerdas  wilayah seperti ini mereka sulap dengan memanfaatkan ekosistem air menjadi destinasi wisata yang indah sekaligus sumber kuliner khas menggugah selera  

Konsep dasar yang digunakan  adalah keselarasan dengan alam, Sungai kecil tidak dibeton secara kaku, melainkan ditata dengan jalur alami, bebatuan, dan tanaman air. 

Begitu pula rawa-rawa, tidak dikeringkan, melainkan diubah menjadi jalur wisata berbentuk papan kayu atau jembatan gantung kecil, sehingga pengunjung dapat menikmati panorama tanpa merusak ekosistem.

Sebagaimana filosofi Jepang, alam bukan untuk ditundukkan, melainkan untuk dirangkul  Rawa menjadi tempat observasi burung, sungai kecil jadi tempat festival ikan mas dan hutan basah dijadikan ruang terapi kesehatan. wisata alam pun tercipta, menumbuhkan kesadaran ekologis masyarakat.


Lebih menarik lagi, sungai dan rawa dijadikan sumber kuliner khas. Ikan air tawar seperti belut, ikan mas, hingga lele diternakkan di sungai kecil dan disajikan dalam hidangan tradisional. Sementara itu, rawa menghasilkan akar teratai, seledri rawa, atau paku muda yang menjadi bahan masakan musiman. 

Dengan demikian, yang berkunjung tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga mencicipi cita rasa unik hasil ekosistem perairan.

Kita  bisa meniru pola ini,dengan menata rawa  menjadi jalur wisata, dipadukan dengan kuliner khas lokal seperti ikan mas bakar, kepiting rawa, hingga olahan sayur dari tumbuhan air. Hasilnya bukan hanya tempat rekreasi, melainkan juga pusat ekonomi baru berbasis ekowisata.

Tentu saja, pengelolaan semacam ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan akademisi. Pemerintah bisa menyediakan infrastruktur ramah lingkungan, komunitas lokal menjaga kebersihan dan kelestarian, sementara akademisi meneliti potensi tanaman atau ikan rawa yang bisa dijadikan pangan. Jika semua terhubung, rawa-rawa tidak lagi dipandang kumuh, melainkan sumber daya yang berharga.



 kunci keberhasilan bukan sekadar teknologi, melainkan komitmen menjaga keseimbangan alam dan ekonomi. Sungai kecil dan rawa-rawa bisa menjadi sumber kesejahteraan jika dikelola dengan visi jangka panjang, bukan sekadar dieksploitasi sementara.

Pada akhirnya, rawa dan sungai kecil adalah aset tersembunyi yang menunggu untuk disentuh dengan bijak. Jika Jepang bisa menjadikannya wisata dan kuliner kelas dunia, kita pun mampu. Dengan kreativitas, sinergi, dan kepedulian lingkungan, rawa bukan lagi wilayah terbuang, melainkan ruang kehidupan yang menyatu dengan rasa, wisata, dan budaya.

Redaksi

Posting Komentar

0 Komentar