Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Jokowi di usulkan setelah Airlangga mengundurkan diri jadi Ketua Umum Partai Golkar.




Matacelebes - Issu Presiden Joko Widodo (Jokowi), jadi Ketua umum Golkar kembali mengapung ke permukaan, setelah Airlangga Hartarto mengumumkan mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar

Airlangga mengungkapkan, pengunduran dirinya terhitung sejak Sabtu (10/8) malam.
Selanjutnya, DPP Partai Golkar bakal segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) organisasi yang berlaku.

“Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib dengan menjunjung tinggi marwah partai Golkar, demokrasi harus kita kawal dan kita kembangkan terus-menerus,” ungkap dia.

Setelah melalui pertimbangan yang panjang dan demi menjaga keutuhan Partai untuk stabilitas transisi Pemerintahan yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Airlangga mengundurkan diri sebagai DPP Ketum Partai Golkar.

 “Dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan yang maha besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” ujar Airlangga.

Rencananya Munaslub Golkar bakalan dipercepat, kemungkinan usai perayaan HUT RI.

 “Pak Bahlil Lahadalia menguat sebagai Ketua Umum Golkar dan Pak Jokowi akan duduk sebagai Ketua Dewan Pembina,” ungkap sumber Partai Golkar.

Beberapa bulan lalu, Presiden Jokowi sempat merespons issu soal dirinya yang disebut akan bergabung ke Partai Golkar usai masa jabatan sebagai Presiden RI berakhir, namun Jokowi hanya tertawa ketika mendengar pertanyaan awak media soal ketua umum Golkar. Dilansir siaran You tube Sekretariat Presiden.

Usulan agar Jokowi menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029,  diajukan oleh anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam.

“Saya mengusulkan Pak Jokowi menjadi calon ketua umum Partai Golkar. Apakah dia bersedia? Ya, kembali ke Pak Jokowi,” tandas Ridwan.

Politikus senior Partai Golkar itu menilai, Jokowi memenuhi kriteria untuk memimpin partainya karena rekam jejaknya merepresentasikan ideologi karya kekaryaan yang diterapkan Golkar.

Hal itu setidaknya terlihat dari penamaan Kabinet Kerja pada periode pertama kepemimpinannya. Dan  pada periode kedua pemerintahannya, Jokowi menempatkan kader Golkar sebagai menteri koordinator.(**)


Redaksi.

Posting Komentar

0 Komentar